mixing pada proses produksi musik adalah proses pengolahan sinyal audio secara internal dan digital yang dilakukan untuk membuat sinyal keluaran menjadi padu dan indah, seperti memadukan beberapa rekaman suara seperti gitar, bass, drum, synth bank, dll.
internal karena dilakukan di dalam komputer/software, digital karena mixing dilakukan secara internal, bila dilakukan secara external berarti analog. mixing external biasanya adalah preliminary mixing, yang dilakukan sesaat sebelum atau pada saat rekaman berlangsung menggunakan mixer analog.
mixing pada umumnya dilakukan setelah proses rekaman berlangsung, hasil akhir yang diinginkan adalah keluaran suara yang “pro”. biasanya hal ini sulit didapat dari alat rekaman dan mixer kita, kantong-kantong mahasiswa. tetapi yang penting adalah bagaimana caranya agar dengan modal yang kecil kita dapat membuat sesuatu hasil rekaman yang mendekati pro.
untuk mendapatkan hasil yang mendekati pro atau paling tidak amatir mari kita simak pengalaman-pengalaman pribadi saya dan bantuan om rudidolphin dalam mixing saya sebagai pemula.
1. monitoring level
sebisa mungkin mixing lah dengan menggunakan headphone yang baik, untuk ini saya menggunakan merek sennheiser PX100 yang kualitasnya sangat baik dalam keseimbangan dan respon frekuensi yang lebar serta rata (flat), walau aplikasinya untuk mobile devices tapi baik juga digunakan mixing.
monitoring level artinya level volume pada saat kita mixing. Kalau kita mixing dengan volume yang terlalu pelan, maka kemungkinan besar hasil mixing anda akan kebanyakan bass. Ada hubungan nya dengan teori kurva fletcher / munson yang singkatnya mengatakan bahwa telinga manusia pada saat volume rendah tak seberapa sensitif pada low & high frequency.
disini terlihat bahwa telinga manusia memiliki kelemahan. menurut kurva diatas, jika kita mencari frekuensi rendah, misalnya 30 Hz, kita tidak akan menemukannya pada level volume (sound pressure level) rendah. kita hanya akan mendengar frekuensi tersebut jika kita memperbesar level volume sampai diatas 60dB. tetapi sangat tidak disarankan untuk menaikkan level volume sampai diatas 100dB karena akan merusak telinga anda. kira2 70-85dB lah, cara mengukurnya juga dengan SPL meter yang ditempatkan di output speaker. kalau mau patokan mudahnya, kita masih bisa mendengar teman kita berbicara dalam radius 1 meter.
2.exciter (keluaran mendem? beli aja alat ini)
alat ini berguna untuk meng-create frekuensi tinggi, bedakan dengan equalizer. equalizer bekerja dengan prinsip mem-boost frekuensi yang kita inginkan. dengan exciter kita akan mendapatkan sound yang tidak mendem dengan citarasa sempurna
3.kompresor
ini alat yang paling penting dalam dunia recording! berarti mengkompres sinyal audio agar rata dan halus, “level different” lebih kecil, juga agar level volume tidak “beradu” keras dengan instrumen lain misal gitar dengan vokal “berhimpit”. tetapi jangan terlalu banyak menggunakan kompresor sehingga suara akan terdengar berada dalam “tekanan”. saya terbiasa menggunakan kompresor ringan pada musik2 lembut/sedikit instrumen atau bahkan tanpa kompresor untk membiarkan suara seperti tanpa tekanan. saya cenderung menambah kompresi jika terlalu banyak instrumen, atau memakai gitar berdistorsi, supaya tidak saling beradu, kira2 kompresi standar -5.0dB dengan release 250ms. pemakaian kompresor yang benar akan membuat suara jadi lebih natural
4. Gunakan EQ seperlu nya.
suatu proses rekaman yang sempurna akan memudahkan pekerjaan selanjutnya yaitu mixing. penggunaan equalizer BISA dinihilkan jika grafik respon frekuensi tergolong sempurna (sesuai dengan yang kita inginkan) namun hal ini jarang terjadi. biasanya kita masih tetap membutuhkan EQ untuk mem-boost frekuensi yang kita rasa kurang. tapi ada satu hal penting yang harus kita perhatikan disini, jangan pernah mem-boost EQ lebih dari 6dB. keaslian suara akan hilang dan biasanya tidak akan imbang dan tidak enak didengar.
5.pakai perangkat tambahan jika diperlukan
seperti reverb untuk mempercantik suara, gunakan pada kadar yang tipis pada umumnya. surround dan imager untuk penataan lebar sempitnya suara dan letak virtual sumber suara
nah itu sedikit sumbangan pemikiran dari saya semoga niat kita belajar dan berbagi semakin kuat, jika ada tambahan akan saya post lagi.
selamat mixing!!!
makasih mas dah nulis tentang dasar2 mixing audio.
tp ada yang saya masih binggung nih.
saya merasa mixing-ngan saya kok kurang lebar keluarnya.
kira2 karena apa ya mas?
mohon bantuannya.
balesnya via email boleh.
wilyan_w@yahoo.com
mas anda tahu kira kira mixing keluaran untuk
drum berapa db
gitar berapa db
vocal berapa db
snare berapa db
symbal berapa db
orgen berapa db
balasnya lewat email aja mas
ya emailnya mana??
kalo ditanya keluaran berapa db ga sesimpel itu juga, banyak parameter2nya dan tergantung alat pengukurnya, db meter? sound level meter?
Banyak yg salah kaprah mengenai VU meter, SPL meter, PEAK meter, dan RMS meter.
belum bisa dibilang ‘sound engineer’ klo belum ‘kenal’ teman2 baiknya sendiri
VU meter bukan SPL meter bukan PEAK meter bukan RMS meter
Keempatnya adalah totally different animals cara menggunakan berbeda dan masing2 memiliki tugas mulia yg berbeda dalam membantu kita meng-kontrol suara.
ciri2 VU meter :
STEREO, ada 2 (DUA) meter, dan VU meter itu PASTI menggunakan JARUM sebagai penunjuknya. satu untuk channel kiri/left dan satu utk kanan/right. Ada juga vu meter satu buah biasanya utk mengukur level atw gain reduction di compressor/limiter. Disemua VU meter, ada tulisan VU dan semua angka diatas 0 (NOL) dicetak dgn warna MERAH. Yg artinya OVER
VU meter bisa ditemukan di tape deck2 analog professional, betacam umatic recorder, dan alat pengukur VU meter khusus.
Koneksi VU meter :
Input VU meter dihubungkan LANGSUNG dari output converter. Ada juga VU meter plugin spt PSPvintagemeter
ciri2 SPL meter :
MONO, hanya ada 1 (SATU) meter jarum atw digital. NGGAK ADA SPL meter STEREO , Dipegang ditangan (mengukur level suara diudara), dan ada MICROPHONE-nya (built-in atw external) Disemua SPL meter ada tulisan dB. Biasamya semua angka dibawah 80dB dicetak dgn warna HITAM dan angka diatas 80dB dicetak dgn warna MERAH yg artinya OVER
Koneksi SPL meter :
Ngk ada koneksi ke converter atw ke alat manapun. SPL meter menggunakan MICROPHONE sebagai sumber input-nya. Dia mengukur besarnya bunyi diudara. Sebuah alat pengukur yg tidak terhubungkan sama sekali dgn peralatan anda.
Ciri2 peak meter :
MAXIMAL di 0dB, menggunakan ANGKA2 dan LAMPU2. Tidak ada peak meter yg menggunakan jarum. Meter2 ‘batang’ yg ada di plugin2, track dan master section-nya protools/cubase/nuendo/wavelab itu adalah PEAK METER. Disetiap peak meter ada bagian lampu yg berwarna MERAH yg artinya OVER
Koneksi PEAK meter :
Langsung didalam software (software internal connection) atw langsung didalam hardware converter (meter input-nya digidesign HD, emu 0404 usb, steinberg mi4). DAT recorder, Masterlink, Alesis HD juga menggunakan PEAK meter.
Ciri2 RMS meter :
Perhatikan, pada gambar tadi RMS meter itu adanya ditengah (warna biru muda/cyan). Semua RMS meter biasanya ‘berpasangan’ dgn PEAK meter (warna hijau digambar tadi). Jadi ada 4 (empat) batangan yg bergerak (2 peak, 2 rms). RMS meter bergerak ‘lambat’ (slow response) terhadap bunyi yg diukur. Berbeda dgn peak meter yg sangat cepat dan gesit. RMS meter hanya ada di Wavelab, sequoia, dbx ddp/quantum, behringer ultra-curve 9024, ultra-curve yg baru, dan plugin khusus utk mengukur RMS.
Koneksi RMS meter :
Sama seperti Peak meter. Terhubung langsung didalam software atw dari output converter ke alat pengukur rms/peak meter khusus.
disarikan dari musiktek.com
jadi masalah keluaran2 gini cukup memusingkan walau labelnya hanya output
intinya jangan sampe peak (merah) ntar suaranya bakal pecah, btw ini saya lebih cenderung menamakannya sebagai “balancing”
untuk mixing tersebutlah beberapa komponen penting seperti yang saya sebut diatas, ada kompresor, multiband kompresor, equalizer, dll
inti dr balancing sendiri kan bagaimana kita mendapatkan output yang optimal dengan keseimbangan masing2 instrumen yang baik, dan ga pecah
apakah mas punya buku atau pedoman dalam menjadi sound engineer yang handal tolong bagi-bagi tips ?
prasetyo_good@yahoo.co.id
halo mas, saya juga sedang belajar menjadi sound engineer. boleh dong bagi2 ilmu ato klo maas punya artikel atau website untuk belajar sound kirimin ke email saya
peutersrob09@rocketmail.com.
kalo situs mengenai peralatan rekaman coba cek di situs tweakheadz.com
dan coba join musiktek.com untuk diskusi yang lebih dalam
dolphin dengan mas rudi nya juga memberikan tutorial, coba di search
untuk buku saya tidak punya, belajar hal-hal seperti ini kebanyakan dari forum dan situs2 yang kebanyakan saya sudah lupa apa alamatnya
mohon maaf saya tidak dapat memenuhi keinginan teman2 untuk mengirim sesuatu ke email teman-teman, kalau ada diskusi lebih baik disini saja karena saya ingin diskusi ini bersifat SHARE bukan memberikan sesuatu hanya ke satu orang dan melayani rikues orang, biar yang lain juga ikutan belajar
untuk lebih lanjut silahkan googling, mungkin dengan kata kunci audio engineering, mixing, recording tutorial, sound engineering.
hanya yang proaktif dan saling berbagilah yang bisa maju
terimakasih
salam hangat
pluing apa aja yg bisa mendukung proses mixing adio…
gw sih pake waves, BBE, dan bawaan dr sonar6
salam kenal mas hanif…
aku baru mau mulai belajar semua tentang sound, listrik dan kawan-kawannya..
tapi masih bingung ( bingung semua ) karena baru sedikit sekali yang saya tahu dan itu pun secara otodidak..
jikalau mas hanif bersedia memberikan tutorial tentang semua yang berhubungan dengan dunia sound engineering mohon di kirimkan ke email aku mas >> toriginal99@yahoo.co.id
terima kasih buat pencerahannya.
J aza
wew, salam kenal, juga J aza
waduh gw juga bingung nih kalo disuru bikin tutorial, masalahnya gw juga baru pemula, dari judulnya juga udah noh, dasar2 mixing, baru dasar, hehe
mending gini dah, kalo ada yang bingung di satu hal, kirim aja dah pertanyaan disini, di komen ini, insyaAllah gw bantu, biar yang lain2 dapet pencerahan juga enaknya.
kalo memberikan tutorial, jujur gw rasa gw ga tau mesti mule drmana, ngirim apa, ngomong apa, soalnya gw juga sangat2 otodidak,modal nekat, niat, gr2 suka musik.
jadi gt bro, gw bener ga ada bahan nih, mungkin search rudi dolphin di google, beliau salah satu suhu gini2an
tengkyu bro
ato gini aja juga bisa dan gw rasa bagus bgt.
coba ikut musiktek.com
disitu detil banget dan banyaaaaaaaaaaaaaakkkk banget bahan kalo mau belajar lebih rapih dan terperinci, diasuh oleh dewa2 sound engineering kelas dunia (org indonesia tp)
Sebelumnya salam kenal mas Hanif.
Aku pernah mencoba merekam lagu cintaanku sendiri tapi waktu di mixing, aku jadi binggung, berapa besar kira-kira level (db) & frekuensi untuk bass, gitar dn instrumen lainnya termasuk vocal.
Aku juga binggung dengan ekualisasi dan kompressing yang benar.
Terlebih lagi, aku pingin tau cara teknik, trik dan tips mastering sebuah lagu.
Mas, aku rekamnya pake N-track 6.
Pingin tau, kalo mixing dan mastering pake software apa ya?
Aku dipinjamin teman nuendo 3 tapi aku blank benar dengan nuendo.
Sebelumnya ma kasih atas perhatiannya.
kapan gue bisa mixing
@ bram wah untuk proses pembelajaran mixing terlalu sangat2 panjang jika diurai disini.
paling mudah sih kalau rekaman, lihat level meternya, usahakan maksimal nyentuh warna kuning, jangan sampai merah, optimalkan input level seoptimal mungkin (jangan sampai pecah)
untuk software, saya cuma pakai sonar 6, belum pernah pakai yang lain karena keterbatasan komputer saya
bang mau tanya,,setelah proses mixing n mastering,,softwere apa yang bisa sbg pengontrol utk high,mid n low?soalnya terkadang saya mixing dr lagu 1 dgn yg lainnya sdkt beda.mgkn ada saran??thx
pake Wavelab 5 atau 6, software khusus untuk Mastering bisa save preset dan banyak keunggulan lainnya..
semoga membantu…
@dio kebetulan gw juga masih kesulitan untuk hal begitu, dan gw belum sampe tahap mastering, hehe, sori
salam kenal boz…
ngomong2 ente pake software apa untuk mixing? thank’s
@john salam kenal juga john
berhubung ane masih pemula, jadi mixing seadanya dulu pake sonar 6
Sonar 6.. salah satu Mesin tempur yg handal tuh Mas Hanif 🙂
wah pusing ane baca ky gt,apa itu fungsi2 plug in,apa itu VU SPL DB RMS PEAK dll..
bisa ga bung hanif atau tmn2 smua kasih tau ane bisa dapetin materi dasar recording dimana.soalnya ane masih belajar dasar…
tengkyu..
kalau bisa beserta gambarnya…
Boleh juga tuh … kapan2 main ke tempat aku di http://www.dolananmusik.blogspot.com … aku tunggu
hallo mas, saya juga baru belajar dunia audio recording,
saran2 dari mas hanif oke sekali.
oh ia buat kawan2 yang komputernya support, buat recording pake nuendo 3 jg bagus ko (soalnya saya pake itu 🙂 ) buat mixing saya biasa pake wavelab,
klo menurut mas hanif bagus ga tu mas record pake DAW Nuendo dan mixing pake Wavelab 6?
tolong d bantu ya mas, saya mau belajar bnyak tentang dunia audio recording “)
Maaf Mas.. koreksi sedikit..
Nuendo is Okay buat Recording ..
dan biasanya Nuendo, Cubase, Adobe Audition juga di pakai tuk mixing
dan Wavelab buat mastering, bukan buat Mixing..
jangan marah yo 🙂 piss…
@rendra itu kan ada di komen sebelumnya
@krisna oke mas, mantap tuh blognya, makasih ya 🙂
@aditia nah, saya ga berani bilang bagus atau engga, soalnya bakalan objektif sekali, karena seumur-umur saya cuma pakai sonar :p
masalah bagus apa engga, kembali ke tangan dingin sang audio engineer, percuma komputer puluhan juta, efek2 rack sampe bejibun, software2 terbaru dan tercanggih, tapi orang yang memakainya ga bener2 mau belajar, itu semua akan jadi ‘sampah’ bro, jadi kalau kata gw, kembali lagi ke orangnya 🙂
salam kenal, jadi inget waktu di studio dulu…
sekarang ilmunya dipraktekan untuk yang lain,…
@muf salam kenal, mari mas muf, saya numpang lewat aja dulu, upgrade komputer dulu baru recording mixing lagi :p
wah asik juga ni…jadi pengen belaja ni hehe..salam kenal ya semua….
mas kalo buat langkah awal ak harus belajar mulai dari mana ya? minta bing2an nya ya semua
langkah awal ya harus punya komputer yang sanggup untuk menjalankan software2 audio engineering (recording, mixing dan mastering). harus punya tujuan yg jelas, niat yg kuat, alat musik sendiri.
halo mas, ni aq mau nyak mas…
caranya pengen buat audio tambah halus, empuk dsb tu gmna ya mas, tapi dengan cara dan pralatan yg standard,,
bantuannya yaa mas… 😀
Waww…
Stelah baca abis jd tmbah wawasan…
Mo nanya nih…
Aku recording pake adobe audition 3
Kok. Hasil nya beda klo didengar pke headphone AMA speaker pada umumnya??
Tolong masukannya…
Thanks 🙂
@agus jawabannya ada di tulisan saya di atas sana, baca lagi deh
@stevillee beda bro, kan karakter earphone, headphone, speaker beda2, tgantung spesifikasinya masing2, disarankan untuk memakai speaker monitor 5 inch saat mixing dan headphone ganti2an, bandingin. ini contoh speaker monitor http://www.tokomusiktek.com/categories/Speaker-Monitor/
RIBET JUGA YAA AUDIO ITU ..
ribet tp kalo hobi ya tetep seneng ngejalaninnya kok 🙂
Ok bang. . . Hehe
kalou buat di lapang
Bang,,,kenapaya setiap kali di mixing kos suara sama instrument nya ga nyatu ,,,seolah2 suara bunyinya lain tempat trus instrumentnya lain t4,,,jadinya ga enak di denga ,,,suara sama instrumentx ga nyatu….q pake adobe audition 3 …kira2 solusix apa yang ?
balas di dark_boy@doctor.com
mohon masukannya bang
mungkin boy_ka mixingnya setelah musik jadi baru ditempel vokal, jd hanya ada 2 sound line ya? kalo gw lebih prefer floorin semua instrumen, gapapa banyak line, biar semua bisa blend CMIIW
mas anda tahu kira kira mixing keluaran untuk
drum berapa db
gitar berapa db
vocal berapa db
snare berapa db
symbal berapa db
orgen berapa db
makasih sebelumnya?
Salam supra All sebelmnya.
Keren nih mas hanif materinya. Ane jg lg belajar mas hanif. Kira2 tinggal dmn mas? Kali aja bisa berguru ane sm mas hanif. Hehehe..
Sebelumnya thanks atas ilmunya. GBU