hujan… hujan… jangan maraaaaahhhh….
“maafkan kami yang membuat titik2mu tidak bisa meresap baik ke dalam tanah
mengalir dalam urat bumi, mencerahkan yang layu, mencairkan yang beku
maafkan kami yang selalu mengutukimu saat kau turun mengabulkan doa sang petani yang berharap pada pertaruhan modal terakhirnya atau panennya gagal dan bangkrut
maafkan kami jika kami marah2 ketika kendaraan-kendaraan kami kotor akibat persetubuhanmu dengan tanah, itu tanda kau masih cinta pada tanah, apa jadinya jika kau tidak lagi cinta dengan tanah?
kami sejak dulu menghitung, kapan seharusnya kami menyiapkan sambutan untukmu sayang?
kami akan menyambutmu dengan benih-benih muda, yang akan bercinta dengan rinai-mu, kami akan tertawa lepas, bersorak bersuka ria
maafkan kami yang telah mengotori langitmu dengan asap-asap, membakar hilang rasa cinta kami untuk memuaskan dahaga nafsu kami, sehingga kau turun dalam wujud yang merusak
maafkan kami hujan”